Rabu, 27 Juni 2012

Teknik Isolasi Bakteri

Dalam mempelajari mikrobia tidak bisa dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disana masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam-macam jenisnya. Selain itu, di alam  mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain. Mikrobia lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikrobia yang lain(Seiler, 2000). Oleh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis bakteri(Pelczar et al.,1988).
Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan(Waluyo, 2007).
Untuk metode streak plate misalnya, mikrobia diletakkan dalam pada ujung plate menggunakan ose,lalu digoreskan pada permukaan medium agar tersebut dengan pola tertentu yang khas. Ada pula metode pour plate atau penuangan. Metode ini dapat digunakan untuk penghitungan bakteri secara langsung. Karena sebelum dituang bakteri tersebut diencerkan terlebih dahulu. Sehingga syarat penghitungan langsung yaitu dalam 1 media terdapat 30-300 koloni dapat terpenuhi(Prescott et.al.2008).
Metode pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri dengan air. Lalu hasil pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan beberapa ketentuan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi bakteri(Barazandeh,2008).  
III.                METODE
A.    Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Ose.
b.      Inkubator.
c.       Cawan petri steril.
d.      Bunsen.
e.       Korek.
2.      Bahan
a.       Nutrien agar tegak dan nutrien agar miring.
b.      Suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran biakan bakteri.
B.     Cara Kerja
1.      Cara Goresan (Streak Plate Method)
a.       Cairkan nutrien agar dalam penangas air.
b.      Dinginkan sampai temperatur ± 50°.
c.       Tuangkan medium agar tersebut ke dalam cawan petri steril secara aseptik dan biarkan sampai dingin dan padat.
d.      Ambil 1 ose suspensi bahan  yang mengandung bakteri atau campuran bakteri secara aseptik, kemudian dibuat goresan pada  permukaan agar.
e.       Cawan petri diberi label (etiket) kemudian dibungkus dan dibalik untuk mencegah terjadinya tetesan air pada permukaan agar dari hasil kondensasi uap air.
f.       Sesudah inkubasi akan terlihat kolni pada bekas goresan. Pada permulaan goresan akan terjadi pertumbuhan yang lebat setelah diinkubasikan, sehingga akan sukar diisolasi. Tiao koloni yang terpisah mungkin berasal dari 1 macam sel bakteri.
g.      Salah satu koloni dipilih dari masing-masing tipe koloni yang tumbuh.
h.      Diambil secara aseptis dengan ose satu koloni yang dikehendaki dan suspensikan dalam air steril.
i.        Diperiksa dengan pengecatan Gram.
j.        Dipindahkan masing-masing jenis hasil isolasi ke dalam medium nutrien  agar miring.
k.      Diinkubasikan pada temperatur yang sesuai selama 24-28 jam.
l.        Uji kembali kemurniaanya dengan pengecatan Gram.
m.    Jika tiap tabung hanya terdapat satu macam bakteri berarti isolasi tersebut telah berhasil.

2.      Cara Taburan (Pour Plate Method)
a.       Bahan yang mengandung bakteri atau campuran seencer mungkin disuspensikan untuk      mendapatkan koloni yang terpisah-pisah sehingga mudah diisolasi.
b.      Medium untuk pertumbuhan bakteri (nutrien agar) dicairkan dalam penangas air (100°C), dinginkan sampai temperatur 50°C, kemudian diinokulasikan dengan satu ose suspensi secara aseptis. Digojog supaya tercampur rata.
c.       Dituangkan ke dalam cawan petri steril berlabel secara aseptis.
d.      Cawan-cawan petri tersebut dan selanjutnya diinkubasi pada temperatur kamar.
e.       Setelah 24-48 jam inkubasi, amati bentuk koloni bakteri baikyang tumbuh di permukaan dan di dalam agar, apakah koloni-koloni bakteri terpisah merata atau masih menyatu dengan bakteri lain membentuk spreader.
f.       Diperhatikan koloni yang tumbuh pada media baik yang ada di permukaan, tengah, dan dasar medium. Lalu dicatat semua koloni berdasarkan warna, bentuk, ukuran, dan konsistensi koloni.

3.      Surface Plate Method
a.       Cairkan nutrien agar dalam penangas air.
b.      Dinginkan sampai temperatur ± 50°.
c.       Tuangkan medium agar tersebut ke dalam cawan petri steril secara aseptik dan biarkan sampai dingin dan padat.
d.      Bahan yang mengandung bakteri atau campuran seencer mungkin disuspensikan untuk mendapatkan koloni yang terpisah-pisah sehingga mudah diisolasi.
e.       Tuangkan bakteri yang sudah diencerkan kedalam cawan petri berisi medium agar yang sudah padat secukupnya. Ratakan dengan dry glasky yang sudah disterilkan dengan alkohol dan lampu bunsen.
f.       Cawan petri diberi label (etiket) kemudian dibungkus dan dibalik untuk mencegah terjadinya tetesan air pada permukaan agar dari hasil kondensasi uap air.
                       g.      Sesudah inkubasi akan terlihat koloni pada permukaannya